Mengenang Kemerdekaan

Ulang tahun kemerdekaan telah tiba. Sekarang Indonesia telah melewati 65 tahun dalam masa kemerdekaan. Telah banyak masa yang telah kita lalui dan tantangan yang kita hadapi dalam masa kemerdekaan ini. Tapi benarkah Indonesia telah merdeka? Benarkah rakyat Indonesia telah mendapatkan apa yang mereka inginkan dari kemerdekaan ini?



Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, Merdeka memiliki arti bebas, atau tidak memiliki ketergantungan kepada orang lain atau pihak tertentu. Dalam hal ini Indonesia telah bebas dari campr tangan pihak lain. Telah berdiri sendiri dan mengatur keuangan, tata negara, rumah tangga, dan berbagai hal secara mandiri tanpa ada campur tangan dari negara lain.

Dalam hal ini kita telah benar merdeka. Namun banyak hal yang harus dipertanyakan dalam kemerdekaan ini. Apakah kemerdekaan ini telah sesuai dengan apa yang rakyat Indonesia kehendaki? Apakah rakyat Indonesia telah lepas dari berbagai tekanan? Yang paling sering ditanyakan, Apakah rakyat Indonesia telah makmur?

Banyak peristiwa yang telah melatari berbagai perjuangan dan tumpahan darah yang akhirnya berakhir dengan kemerdekaan kita. Berawal dari Era Portugis, VOC, Belanda, hingga Jepang dimana mereka berusaha mengambil kekuasaan di Indonesia dan memanfaatkan sumber daya indonesia yang melimpah.

Yang paling lama dan paling menyengsarakan adalah Era belanda (1800-1942) dimana rakyat Indonesia dipaksa untuk bekerja dengan imbalan yang sedikit, bahkan tidak diberi imbalan sama sekali. Karena hal ini, kaum pribumi, atau rakyat Indonesia asli, dilanda kemiskinan, sedangkan kaum komunis atau Belanda malah sebaliknya.

Masa penjajahan Berakhir dengan menyerahnya Belanda tanpa syarat kepada Jepang pada tahun 1942. Sehingga Jepang dianggap sebagai saudara bahkan dewa penolong oleh rakyat Indonesia. Namun ternyata Jepang justru menindas rakyat Indonesia lebih kejam daripada Belanda. Rakyat Indonesia justru lebih menderita dari sebelumnya.

Pada tahun 1945 akhirnya Indonesia merdekan dengan pembacaan Teks Proklamasi oleh Ir. Soekarno yang dilatar belakangi dijatuhkannya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, oleh Sekutu. Dengan berbagai perjuangan dan tumpah darah akhirnya Bangsa Indonesia Merdeka.

Tidak hanya dengan serta merta pembacaan Teks Proklamasi semua telah usai. Rakyat Indonesia Masih berjuang melawan Sekutu dan Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia. Dengan penuh perjuangan dan tumpah darah pejuang-pejuang Indonesia, mereka berhasil mempertahankan Indonesia.

Bukan hanya penindasan dari luar saja, penindasan dari dalam oleh salah satu elemen Indonesia juga terjadi. Yang paling berkesan dan berpengaruh adalah Masa Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto yang semena-mena dan melenceng dari Pancasila dan demokrasi itu sendiri. Sehingga para pemuda Indonesia bergerak dan mengubah sejarah Indonesia sehingga memasuki Era Reformasi yang diinginkan oleh rakyat Indonesia.

Namun dari berbagai hal yang kita lalui dan berbagai perjuangan telah mencapai apa yang kita kehendaki? Apakah rakyat Indonesia telah makmur? Kita masih dihadapkan oleh berbagai penindasan oleh elemen dalam. Korupsi masih meraja lela, Rakyat Indonesia masih dilanda kemiskinan dan kesengsaraan, perekonomian yang tidak stabil, dan moral bangsa yang mulai menurun. Berbagai hal ini yang membuat Indonesia masih "Dijajah".

Karena hal ini pula banyak ketimpangan dan kesalahan terjadi. Pemerintah bekerja dengan tidak sepenuh hati, bergerak dengan lambat, dan terkadang seenaknya dengan apa yang ia dapatkan dari rakyat Indonesia. Ditandai dengan Banyaknya kasus korupsi, lambatnya penanganan kasus meledaknya tabung LPG 3 kg, dan berbagai hal lainnya yang mencerminkan ketidakbenaran di Indonesia.

Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana mengubah semua kekacauan ini? Tentu saja diperlukan kesadaran oleh berbagai pihak. Yang perlu dilakukan oleh Rakyat Indonesia adalah melakukan segala hal sesuai dengan perannya masing-masing. Rubahlah segalanya dari hal yang kecil, karena dari yang kecil akan berdampak sangan besar. (dms.pram) (untuk gambar terakhir hanya ilustrasi gila dari penulis)