Sabtu, 14 Agustus 2010

Demokrasi Meningkat Untuk Parpol, Rakyat Masih Merana

Demokrasi makin terbuka. Setiap orang bisa masuk dalam dunia politik dan menduduki jabatan-jabatan penting. Tidak mengenal dari mana mereka berasal. Ini merupakan kemajuan. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman memandang, saat ini sangat terbuka peluang bagi siapa saja untuk terjun ke ranah politik. "Banyak orang yang mendapatkan kesempatan untuk mengisi jabatan-jabatan publik. Ini harus kita apresiasi," kata Irman, Sabtu (14/8/2010), saat mengisi diskusi "Merdeka tapi Cemas", di Jakarta.


Tapi apakah terbukanya peluang ini membuat rakyat Indonesia makmur? Apakah rakyat merasakan hal positif ini?  Pengamat ekonomi, Faisal Basri mengatakan, tidak. Menurutnya, negara dan para politisi yang duduk di lembaga perwakilan justru abai menghadirkan sistem jaminan sosial secara nasional. "Kemerdekaan kita masih memilukan. Merdeka untuk partai politik yang bisa mengisi berbagai jabatan publik. Sementara, banyak rakyat yang masih merana," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Setelah masa reformasi, Faisal justru menilai bahwa peran negara semakin "aneh". Dalam beberapa hal, negara dianggap lepas tangan. "Misalnya, untuk urusan listrik, Menko Perekonomian mengatakan menyerahkannya kepada business to business. Ini bukti negara lepas tangan. Kemudian masalah gas. Kebijakan harga diserahkan ke pasar. Padahal, dulu rakyat digiring dari minyak tanah ke gas. Setelah pakai gas, harga dibiarkan naik," papar Faisal.

Dengan kebijakan-kebijakan yang diambil saat ini, menurutnya, pemerintah seolah mengasingkan dirinya dari permasalahan ekonomi rakyat. "Memang ada negara memberikan BLT (bantuan langsung tunai). Tapi ternyata hanya menjelang pemilu saja," ujar dia.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar Anda sesuka Anda. Dengan menulis komentar kita bisa saling berbagi. Mohon diingat tentang etika. Mohon maaf jika saya menghapus komentar Anda jika tidak pantas ^.^