Senin, 25 April 2011

Satu Langkah Terorisme : Cuci Otak

Banyak berita yang mengkabarkan tentang terjadinya aksi cuci otak oleh para teroris. Sasaran dari aksi ini adalah remaja yang baru masuk bangku perkuliahan atau yang lebih mudahnya mahasiswa baru. Apa itu cuci otak? Apakah otak yang dibersihkan dengan deterjen hingga bersih? Tentu saja bukan cuci otak yang seperti itu.



Cuci otak disini maksudnya memasukkan doktrin tertentu kepada seseorang atau mempengaruhinya sehingga orang tersebut dapat dikendalikan. Sehingga pelaku dengan leluasa dapat mendapatkan apa yang diinginkan dari korban. Tentu sangat berbeda dengan hipnotis dimana korban dalam keadaan tidak sadar. Pada aksi cuci otak ini korban dalam keadaan sepenuhnya sadar dan mengetahui apa yang diperbuatnya.

Secara umum, cuci otak ini dilakukan dengan memasukkan doktrin yang dapat diterima oleh korban. Sehingga dengan memanfaatkan doktrin yang diberikan kepada korban, sang pelaku dapat melakukan apa pun yang diinginkannya dari sang korban. Dan tentu dari aksi ini sang pelaku mendapatkan seutuhnya sang korban secara sadar.

Dari kasus yang terjadi, kabanyakan korban dari aksi cuci otak ini adalah para mahasiswa baru suatu perguruan tinggi. Mahasiswa yang baru ini masih sangat segar dan pemahamannya masih belum matang sehingga sangat mudah untuk dipengaruhi. Para mahasiswa baru ini diajak untuk menjadi anggota dari suatu jaringan teroris yang menamai dirinya Negara Islam Indonesia (NII). Untuk menjadi anggota, korban diwajibkan untuk membayar dengan sejumlah besar uang dengan alas an menyelamatkan keluarganya dari kekafiran. Dengan mudah mereka mengatakan jika tidak membayar maka seluruh anggota keluarga akan dicap kafir.

Kemungkinan terbesar, sejumlah besar uang tersebut digunakan untuk kegiatan aksi terorisme yang akan dilakukan. Bukan hanya itu, para anggota tidak menutup kemungkinan akan dijadikan pelaku. Mereka mencari sumber daya manusia untuk melancarkan aksi mereka dengan memanfaatkan anggota mereka. Dengan memasukkan berbagai doktrin yang melenceng, mereka dapat mempengaruhi korban.

Secara mudah mereka menggunakan nama Islam karena mayoritas dari masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Namun banyak dari masyarakat masih belum terlalu mendalami apa itu Islam sehingga sangat mudah untuk dipengaruhi dengan mengatas namakan Islam. Dengan menggunakan beberapa dalih dan menggeser arti dalih tersebut dan memanfaatkannya, korban yang masih belum mendalami ajaran Islam dengan mudah dapat dipengaruhi dan dimanfaatkan.

Dangkalnnya ilmu agama masyarakat menjadi sasaran empuk para terorisme. Tentu kasus seperti ini dan banyaknya korban menjadi cerminan kurangnya pendidikan agama yang diberikan kepada generasi muda. Apakah pemerintah menyadari hal ini? Apakah ada tindak lanjut atas terjadinya kasus ini?

Bagaimana agar anda atau orang terdekat tidak menjadi korban aksi pencucian otak ini? Kotori otak anda dengan kotoran baik dan buat kotoran ini tidak dapat dibersihkan! Maksudnya pelajarilah agama lebih dalam. Karena aksi ini kebanyakan memanfaatkan dangkalnnya pengetahuan agama seseorang, maka anda harus memperdalam ilmu agama anda agar pelaku tidak dapat mempengaruhi anda yang sudah mendalami ilmu agama. Hal ini sangat lah lebih dari cukup.

2 komentar:

  1. hm.. pernah dengar juga, katanya aktivasi otak tengah untuk anak2 itu bagian dari pencucian otak,

    hm.. serem..

    BalasHapus
  2. waah nongol lagi, setelah lama menghilang.. kirain kemanaa gitu udah jarang ngblog lagi Ren?.

    soal cuci otak, saya dulu jaman kuliah hampir kena seperti itu dengan modus yang sama. Tapi beruntung, karena nggak sampe terlanjur ikut terlalu jauh.

    sekalinya kena, susah keluar dari komuunitasnya soalnya.

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar Anda sesuka Anda. Dengan menulis komentar kita bisa saling berbagi. Mohon diingat tentang etika. Mohon maaf jika saya menghapus komentar Anda jika tidak pantas ^.^