Minggu, 22 Mei 2011

Kongres PSSI Ruwet, Nasib Persepak Bolaan Indonesia Tidak Jelas

Kongres PSSI hari jumat 20 Mei 2011 yang seyogianya menentukan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Executive Commite PSSI periode 2011-2015 berakhir tanpa hasil. Hasil yang kosong ini dikarenakan tidak adanya titik temu masalah voting terkait agenda kongres. Kelompok 78 (K-78) yang mendukung George Toisutta-Arifin Panigoro menghujani kongres dengan interupsi. Kongres yang terus dihadapi oleh kebuntuan dan hujan interupsi tentang di-banned-nya George-Arifin selama 6 jam di Hotel The Sultan, Jakarta.

Kongres itu ditutup oleh Komite Normalisasi, Agum Gumelar, karena “situasi yang tidak kondusif”. Kongres PSSI ini digelar atas instruksi FIFA, menyusul gagalnya kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid menggelar kongres untuk memilih Komite Pemilihan dan Komite Banding di Pekanbaru, Riau, Maret lalu. Hingga berita ini diturunkan sekitar pukul 22.30 WIB, belum diketahui respons pejabat FIFA yang hadir sebagai peninjau kongres terhadap situasi ini.

Hasil yang kosong ini mengancam diberinya sanksi oleh FIFA kepada PSSI dan mengucilkan persepak bolaan Indonesia dari kancah Internasional. Direktur Asosiasi dan Pengembangan Anggota FIFA, Thierry Regenass, diminta menjelaskan alasan FIFA mencekal pencalonan Toisutta dan Arifin. Regenass menyiratkan pencekalan Arifin karena keterlibatannya dalam Liga Primer Indonesia, tandingan liga resmi PSSI. Namun, ia tak menjelaskan secara khusus alasan pelarangan Toisutta, Nurdin Halid, dan Nirwan Bakrie untuk mencalonkan diri. Deputi Sekjen FIFA itu juga memberikan peringatan soal tak bisa tampilnya Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2014, SEA Games, dan kegiatan lain jika melawan FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia.

Pemerintah tidak ingin ikut campur tangan tentang masalah internal PSSI. Andi Malarangeng, Mentri Pemuda dan Olahraga, mengatakan pemerintah tidak ikut campur tangan karena hal ini sepenuhnya hak anggota PSSI. Namun, dengan situasi yang tak sesuai dengan harapan, dalam waktu dekat pemerintah akan segera berkomunikasi dengan Ketua KONI/KOI Rita Subowo, Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar, FIFA, serta pemangku kepentingan PSSI untuk mencari opsi-opsi solusi bagi perbaikan situasi PSSI.

Bagaimana nasib persepak bolaan Indonesia? Apakah FIFA akan menjatuhkan sanksi kepada PSSI dan dikucilkan dari dunia persepak bolaan Internasional? Dengan keadaan yang seperti ini akankah pemerintah turun tangan?

5 komentar:

  1. belom berpartisipasi dalam kegiatan sepakbola internasional dengan baik, udah dikucilkan dan diberikan sangsi.. aih, ginilah kalo organisasi pimpinannya pada mikir urusannya sendiri aja.

    BalasHapus
  2. Hasilnya para "orang lapangan" kecewa ma tindakan K-78, dan "orang di meja" malah mendukung. Apa2 sekarang maen politik tanpa memikirkan nasib merasakan dampak langsung.

    BalasHapus
  3. yah.. Koq dunia persepak bolaan indonesia begini. Hanya memperburuk citra pssi dimata fifa aja ni.. Huh.

    BalasHapus
  4. wah,gue rasanya udah malas ngikutin cerita PSSI..yah,mudah2an PSSI kedepannya lebih baik

    BalasHapus
  5. @ardian : Yah, begitulah pejabat kita.

    @I-one : Amiiin... Hasil yang mengecewakan ini memang bikin banyak orang mulai putus asa dan cuma bisa berharap.

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar Anda sesuka Anda. Dengan menulis komentar kita bisa saling berbagi. Mohon diingat tentang etika. Mohon maaf jika saya menghapus komentar Anda jika tidak pantas ^.^